Pertumbuhan dan perkembangan anak selalu mendapat perhatian serius
dari setiap orang tua. Bila berat badan anak berada di bawah 5 persentil
dari grafik pertumbuhan anak
atau berat badan yang menurun menembus 2 garis persentil pada grafik
pertumbuhan maka keadaan ini digolongkan sebagai gagal tumbuh (failure to thrive).

Gagal tumbuh pada anak merupakan keadaan kurang gizi (malnutrisi)
yang disebabkan oleh kurangnya asupan kalori, gangguan penyerapan kalori
dari makanan atau pengeluran kalori yang berlebihan dari aktivitas
sehari-hari. Kurang gizi sering disebabkan oleh faktor biologi,
psikososial dan lingkungan sekitar. Kebanyakan kasus gagal tumbuh
disebabkan oleh kurangnya asupan kalori karena masalah kebiasaan dan
psikososial.
Langkah paling penting pada evaluasi anak dengan gagal tumbuh adalah
mengetahui kebiasaan makan anak dan asupan kalorinya sehari-hari.
Pemeriksaan laboratorium jarang dapat menemukan penyebab dari gagal
tumbuh sehingga tidak dianjurkan untuk dilakukan secara rutin.
Penyebab
Penyebab gagal tumbuh digolongkan menjadi organik (medis) dan non
organik (sosial atau lingkungan). Pada kebanyakan anak, penyebabnya
multifaktor meliputi biologis, psikososial dan lingkungan.
Dalam praktek sehari-hari, gagal tumbuh paling banyak disebabkan oleh
kurangnya asupan kalori. Pada bayi usia di bawah 2 bulan, masalah dalam
menyusui seringkali menjadi penyebab. Faktor keluarga yang dapat
menyebabkan kurangnya asupan kalori antara lain gangguan kesehatan
mental orang tua, kurangnya pengetahuan tentang nutrisi dan kesulitan
ekonomi. Kemiskinan merupakan faktor resiko terbesar penyebab gagal
tumbuh baik di negara maju maupun negara berkembang.
Gangguan penyerapan kalori antara lain disebabkan oleh gangguan
metabolik, alergi makanan, malabsorbsi (diare kronis, penyakit celiac,
protein losing enteropathy). Pengeluaran energi yang berlebihan biasanya
terjadi pada penyakit kronis seperti penyakit jantung bawaan, penyakit
paru kronis, hyperthyroidisme.
Evaluasi Diagnosis
Pada saat konsultasi, dokter akan menggali riwayat kebiasaan makan,
asupan kalori per hari, serta interaksi orang tua – anak, yang merupakan
hal yang sangat penting untuk mengetahui penyebab gagal tumbuh.
Pada bayi yang masih mendapatkan ASI, jumlah produksi ASI dapat
diukur dengan memompa ASI dan mengukur volumenya (dalam mililiter)
selama 24 jam. Juga perlu diperhatikan apakah tehnik menyusuinya sudah
benar dan menilai kemampuan bayi dalam menelan susu. Pada bayi yang
mendapatkan susu formula – perlu diperhatikan apakah cara dan dosis
campuran susu yang diberikan sudah tepat.
Untuk balita perlu dievaluasi kebiasaan makannya dengan mencatat
daftar makanan yang dikonsumsi selama 3 hari terakhir, yang meliputi
jenis makanan dan jumlahnya. Perlu dievaluasi pula kebiasaan makan di
dalam dan di luar rumah, serta kebiasaan makan dari orang tua dan
saudara pasien lainnya pada saat mereka balita.
Faktor psikososial yang perlu dievaluasi antara lain adakah depresi
pada anak atau orang tua, tingkat intelektual dan kondisi sosial orang
tua. Tentu tidak ketinggalan perlu digali adakah riwayat infeksi
berulang, gangguan jantung dan pernapasan, muntah-muntah dan diare yang
sering atau berulang.
Pemeriksaan Fisik
Pada anak dengan kecurigaan gagal tumbuh, perlu diukur tinggi dan
berat badannya serta lingkar kepala, yang selanjutnya dipetakan pada
grafik pertumbuhan anak. Dokter akan memperhatikan adakah tanda-tanda
kekerasan fisik pada anak ataupun menelantarkannya, serta gejala dan
tanda lain yang dapat mengarahkan pada penyebab gagal tumbuh.
Indikasi Rawat Inap
Anak dengan gagal tumbuh perlu dirawat di rumah sakit bila :
- perlu dilakukan observasi dalam pemberian makanan sehari-hari & pemeriksaan lebih lanjut.
- kondisi anak tidak membaik dengan penanganan secara rawat jalan.
- terdapat tanda-tanda kekerasan fisik/psikis pada anak ataupun menelantarkan anak.
- terdapat gangguan psikososial berat pada orang tua / orang yang merawat anak sehari-hari.
- terdapat tanda-tanda malnutrisi (kurang gizi) yang berat.
Penanganan
Dokter akan memberikan konseling pada orang tua tentang cara pemberian makanan/nutrisi sesuai usia anak.
Pada anak yang masih menyusu, perlu diberikan ASI lebih sering dan
dipertimbangkan penggantian sementara dengan susu formula sampai
pertumbuhan anak membaik. Susu formula dapat diberikan sedikit lebih
kental dengan sedikit meningkatkan perbandingan susu dan air, tetapi
tidak boleh terlalu kental karena dapat menyebabkan diare.
Balita harus menghindari jus ataupun susu yang berlebihan karena akan
mengganggu nafsu makannya. Suplemen makanan perlu diberikan sampai anak
memiliki pertumbuhan yang baik. Secara umum perlu diberikan makanan
yang mengandung 4 sehat 5 sempurna. Sumber nutrisi perlu mengandung
banyak protein dan lemak secukupnya. Beberapa bahan makanan yang
mengandungnya antara lain : berbagai macam daging (dapat diblender lalu
ditim), ikan, telur, susu, tahu, tempe dsb.
Evaluasi harus dilakukan secara ketat dengan mengukur tinggi dan
berat badan anak secara berkala. Bila ditemukan penyakit yang menjadi
penyebab dari gagal tumbuh ini, maka penyakit tsb perlu ditangani secara
khusus, bila perlu oleh dokter spesialis/sub spesialis yang ahli di
bidangnya.
Beberapa obat seperti Megestrol dan Cyproheptadine dapat meningkatkan
berat badan anak yang mengalami gagal tumbuh karena kanker. Sayangnya
obat-obat tsb belum diteliti lebih lanjut untuk mengobati gagal tumbuh
yang disebabkan oleh diagnosis/masalah lain.
Komplikasi
Gagal tumbuh pada anak dapat menyebabkan gangguan kecerdasan,
kemampuan akademis yang jelek di sekolah, gangguan kemampuan membaca dan
IQ anak lebih rendah, anak menjadi lebih pendek dibandingkan anak
seusianya, kemampuan matematika di bawah rata-rata, kebiasaan kerja yang
jelek di kemudian hari.
Karenanya gagal tumbuh pada anak harus ditangani secepat mungkin
terutama pada saat bayi / balita, sehingga kita dapat menghindari
berbagai macam komplikasi yang dapat terjadi.
0 komentar:
Post a Comment
No Sara and No Porn