Perkembangan motorik tidak sesederhana yang kita bayangkan, ada
banyak prinsip penting yang sering terlewatkan oleh kita. Akibatnya
perkembangan motorik anak menjadi tertinggal, atau bisa jadi ketika
mempelajari proses perkembangan motorik ini anak menjadi cedera dan
bahkan sampai bisa berakibat fatal. Sebagai orang tua, tentunya kita
tidak ingin mengalami hal ini. Oleh karena itu Bunda, penting bagi kita
dan keluarga yang menjaga si kecil untuk menyadari dan memahami hal-hal
penting yang terkait perkembangan motorik ini.
Apakah perkembangan motorik itu?
Perkembangan pengendalian gerakan tubuh (fisik) yang melibatkan kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang terkoordinasi merupakan definisi sederhana dari perkembangan motorik.
Mengapa Perkembangan Motorik Anak Begitu Penting?
Perkembangan motorik ini menjadi sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Keterlambatan dalam perkembangan motorik dapat merugikan anak karena berpengaruh terhadap banyak aspek penting dalam diri anak. Mulai dari perkembangan sosial sampai dengan pembentukan konsep diri yang positif bagi anak.
Dengan kemampuan motorik yang baik, anak bebas beraktivitas dan bermain bersama dengan teman sebayanya. Namun jika keterampilan motoriknya tertinggal dengan teman sebayanya, hal ini bisa menghalanginya bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Selain tidak terpenuhinya kebutuhan sosial, anak juga akan memiliki kecenderungan untuk kurang percaya diri dan putus asa. Dan lebih jauh lagi akan berdampak negatif bagi perkembangan emosinya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Perkembangan Motorik Anak.
Prinsip Penting dalam Menstimulasi Perkembangan Motorik Anak.
Berbagai Keterampilan Motorik Sampai dengan Usia 12 Bulan.
Menghindari Cidera Pada Saat Mempelajari Keterampilan Motorik.
Apakah perkembangan motorik itu?
Perkembangan pengendalian gerakan tubuh (fisik) yang melibatkan kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang terkoordinasi merupakan definisi sederhana dari perkembangan motorik.
Mengapa Perkembangan Motorik Anak Begitu Penting?
Perkembangan motorik ini menjadi sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Keterlambatan dalam perkembangan motorik dapat merugikan anak karena berpengaruh terhadap banyak aspek penting dalam diri anak. Mulai dari perkembangan sosial sampai dengan pembentukan konsep diri yang positif bagi anak.
Dengan kemampuan motorik yang baik, anak bebas beraktivitas dan bermain bersama dengan teman sebayanya. Namun jika keterampilan motoriknya tertinggal dengan teman sebayanya, hal ini bisa menghalanginya bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Selain tidak terpenuhinya kebutuhan sosial, anak juga akan memiliki kecenderungan untuk kurang percaya diri dan putus asa. Dan lebih jauh lagi akan berdampak negatif bagi perkembangan emosinya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Perkembangan Motorik Anak.
- Faktor keturunan. Biasanya anak yang memiliki orang tua dengan riwayat perkembangan motorik yang cepat akan mengalami perkembangan yang cepat juga, begitu pula sebaliknya.
- Konsumsi gizi yang cukup dari makanan alami dan sehat disertai kondisi psikologis ibu yang baik/bahagia pada saat mengandung, mendorong perkembangan motorik yang cepat dibandingkan anak yang ibunya ketika dalam kandungan mengalami kekurangan gizi dan mengalami stres.
- Kondisi anak dalam kandungan juga dapat digunakan dalam memprediksi kecepatan perkembangan motorik. Semakin aktif janin bergerak biasanya akan semakin cepat perkembangan motorik anak setelah ia dilahirkan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya Bunda mulai mengobservasi aktivitas si kecil pada saat pemeriksaan kandungan dengan USG untuk melihat apakah nanti Bunda akan kewalahan sambil bersenang-senang mengejar ke sana sini si buah hati yang aktif.
- Proses persalinan yang sulit yang menyebabkan kerusakaan otak anak akan berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya nanti, termasuk perkembangan motorik. Oleh karena itu Bunda, penting sekali bagi kita untuk mengkonsultasikan rencana persalinan dengan cermat dan berhati-hati dengan dokter yang kompeten, sehingga proses persalinan dapat berjalan dengan lancar dan selamat bagi ibu dan anak.
- Kesehatan dan gizi yang baik setelah proses kelahiran, dimana 6 bulan pertama kehidupan anak diberi ASI secara eksklusif, dan makanan pendamping ASI yang bergizi setelah usia 6 bulan ke atas.
- Bentuk tubuh anak juga akan berpengaruh terhadap kebebasannya bergerak, sehingga memungkinkannya untuk lebih cepat menguasai keterampilan motorik tertentu.
- Stimulus yang cukup dari lingkungan, khususnya dari orang tua. Stimulus ini dapat berupa rangsangan, dorongan dan kesempatan untuk menggerakkan anggota badannya. Sifat lingkungan yang terlalu melindungi (over protective) dan membatasi gerak anak dapat memperlambat kesiapan anak dalam mengembangkan keterampilan motoriknya.
Prinsip Penting dalam Menstimulasi Perkembangan Motorik Anak.
- Kematangan usia anak dan kesiapan belajar. Mempertimbangkan usia adalah adalah hal yang wajib dilakukan dalam menstimulasi perkembangan motoriknya. Walalupun kecepatan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak berbeda, tetaplah gunakan pedoman tahapan perkembangan anak berdasarkan usianya, agar kita paham keterampilan apa saja yang dapat kita mulai ajarkan kepada anak sesuai dengan kematangannya. Perhatikan pedoman tahapan perkembangan ini agar apa yang kita ajarkan kita melenceng terlalu lalu dari tahapan yang sesuai dengan usia anak (tidak terlau cepat). Memaksakan keterampilan motorik melebihi usianya hanya akan membuat anak menjadi stres dan sia-sia. Keterampilan motorik tidak hanya dipengaruhi oleh fator latihan, namun juga perkembangan sistem saraf dan otot.
- Beri kesempatan anak untuk mempelajari keterampilan motoriknya dengan menyediakan tempat yang aman baginya dari risiko cedera yang mungkin terjadi pada saat melakukan hal ini.
- Manfaatkan waktu yang tepat bagi anak untuk melatih keterampilan motoriknya, misalnya pagi hari setelah mandi dan sarapan. Jangan gunakan waktu istirahat siangnya atau malam hari untuk belajar karena kelelahan dapat menyebabkan proses belajar anak menjadi kurang maksimal.
- Jadilah model yang baik bagi anak. Terkadang dalam proses belajarnya, anak membutuhkan contoh yang baik. Jadilah model yang baik bagi anak dengan mempraktikkan atau menunjukkan gerakan atau keterampilan yang benar bagi anak.
- Pelajari keterampilan bertahap satu demi satu. Sama halnya dengan orang dewasa, anak akan menjadi bingung jika diajarkan berbagai keterampilan di saat yang relatif berdekatan. Ajari anak keterampilan satu per satu sampai anak benar-benar mengusasinya. Memaksa mengajarkan anak banyak hal dalam satu waktu hanya akan mebuang waktu dan tenaga.
Berbagai Keterampilan Motorik Sampai dengan Usia 12 Bulan.
- Berguling (usia 2-5 bulan). Kita tidak pernah tahu kapan bayi akan mulai belajar berguling, Bunda. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak pernah meninggalkannya tanpa pengaman yang memadai di sekitarnya, agar ia tidak terjatuh karena aktivitas belajar berguling ini.
- Gerakan motorik tangan. Agar perkembangan motorik tangan tangan ini dapat berkembangan dengan maksimal, Bunda dapat mengawalinya memberi stimulus sederhana kepada anak. Caranya adalah dengan meletakkan mainan sedikit lebih jauh dari jangkauan tanggannya (sekitar 3-5cm dari jangkauan tangannya) agar ia terlatih untuk meraihnya sesuai dengan tahapan usianya.
- ü 16 minggu: baru melihat saja, namun belum akan mengambil benda yang diliat di depannya.
- ü 20 minggu: anak mulai menyentuh benda, mencoba untuk memegang namun belum dapat memegang dengan baik.
- ü 28 minggu: telapak tangan ikut mengambil peranan ketika berusaha memegang benda.
- ü 36 minggu jari telunjuk mulai berperan dalam memegang benda.
- ü 52 minggu: koordinasi antara ibu jari dan jari telunju beserta jari-jari lain dipakai secara efektif (menjepit).
- Merangkak: fase ini biasanya dimulai pada usia 7 bulan. Keterampilan ini merupakan salah satu langkah awal bagi si kecil untuk belajar berdiri, berjalan dan berlari.
- Menjatuhkan benda. Setelah anak memahami jika tangannya bisa memegang benda, maka tahapan selanjutnya adalah belajar memahami jika benda yang dipegangnya bisa jatuh/terlepas dari tangannya. Fase ini biasanya dialami anak ketika berusia 6-9 bulan. Akibatnya si kecil kadang menjadikan pengetahuan ini sebagai permainan jahilnya, yaitu bersenang-senang dengan menjatuhkan mainan dan membiarkan orang dewasa mengambilkan untuknya. Permainan “jahil” ini juga merupakan sarana bagi si kecil untuk bisa memahami logika jika benda yang telah terjatuh bisa ia ambil kembali dengan cara memungutnya.
- Bertepuk (usia 9 bulan). Bunda bisa menstimulasinya dengan memberi contoh bertepuk tangan ketika si kecil melakukan sesuatu yang lucu atau mengajaknya bernyanyi sambil bertepuk tangan.
- Melempar (usia 12 bulan). Pada periode ini, bayi sudah lebih mengontrol dan mengatur pergerakan fisiknya sendiri, dan di sisi lain ia juga telah berkembang menjadi individu. jadi jangan kaget ya Bunda jika si kecil sudah bisa mengungkapkan kemarahannya dengan melempar barang ketika ia marah atau frustasi.
Menghindari Cidera Pada Saat Mempelajari Keterampilan Motorik.
- Gunakan alas bermain atau karpet yang nyaman dan bersih agar si kecil bebas bergerak tanpa terhalang dan aman dari risiko cedera karena belajar bergerak (berjalan atau merangkak).
- Singkirkan barang-barang yang mudah pecah jika terdorong oleh si kecil, misalnya keramik guci ukuran besar yang di letakkan di lantai.
- Menghindari penggunaan telapak meja yang bisa ditarik oleh anak. Jika anak berhasil menariknya, semua barang-barang yang berada di atas telapan meja dapat jatuh dan menimpanya.
- Singkirkan barang-barang yang berserakan di lantai agar anak tidak cedera/terpeleset ketika mulai belajar berjalan.
- Ketika si kecil mulai duduk jangan letaikkan di bouncingchair, karena ia berisiko terjungkal dari kursi tersebut.
- Jika si kecil sudah bisa merangkak dan kebtulan di rumah terdapat tangga, pasang pagar di bagian atas dan bawah tangga.
- Ketika anak sudah bisa memungut barang (tahapan menjepit pada usia 52 minggu). Awasi anak dengan baik karena sering kali mereka memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya. Hal ini bisa sangat membahayakan jiwanya jika ia sampai tersedak dan tidak bisa tertolong.
- Berilah penutup pada soket listrik.
- Selalu memperhatikan ukuran mainan yang kita berikan kepada anak-anak. Jangan memberikan mainan yang berukuran kecil yang dapat ditelan anak. Biasanya pada kemasan mainan tercantum kode khusus yang menunjukkan jika mainana tidak dapat diberikan pada anak usia di bawah 3 tahun.
- Jangan tinggalkan bayi tanpa pengawasan.
0 komentar:
Post a Comment
No Sara and No Porn