Antibiotik dan Anak-anak

Thursday, October 18, 2012

Ada satu pernyataan yang sangat berguna dalam melindungi kesehatan anak Anda. Sebelum dokter mulai memeriksa anak, tepatnya ketika anda menjelaskan mengapa anda membawa anak anda ke dokter katakan ini pada dokter “ Jika ada cara yang aman untuk untuk membuat anak saya lebih baik (sehat) tanpa antibiotic, maka cara aman ini yang saya pilih”.

Ditulis oleh Alan Greene, Fakultas Kedokteran Universitas Stanford – California. Penulis beragam buku mengenai kesehatan anak, termasuk buku yang secara terperinci mengulas bahaya penggunaan antibiotic secara berlebihan pada anak-anak.

Pernahkan Anda mendengar cerita yang mengerikan tentang penyakit yang tidak dapat disembuhkan, bakteri yang tidak mempan terhadap obat-obatan, obat antibiotic kehilangan pengaruhnya. Bagaimana keadaan ini bias sampai terjadi? Dan apa yang harus dilakukan para orang tua untuk mencegah keadaan ini?
Sampai saat ini penggunaan antibiotic secara berlebihan menjadi sebuah permasalahan yang sangat serius, lebih dari 60% anak-anak yang menderita penyakit demam biasa diberi antibiotic, padahal semua demam disebabkan oleh virus. Dan virus tidak dapat diatasi oleh antibiotic. Pada kasus-kasus semacam ini para dokter yang memberi antibiotik ini berasumsi pemberian antibiotic dilakukan untuk mencegah infeksi bakteri yang mungkin mengikuti penyakit yang disebabkan oleh virus ini, walaupun bakteri yang minor sekalipun. Ironisnya, fakta menunjukkan jika anak-anak biasanya menderita penyakit demam 3 sampai dengan 8 kali setahun. Bisakah Anda bayangkan berapa besar potensi anak mendapat resep antibiotic dalam setahun, hingga pada akhirnya pemberian antibiotic ini justru membahayakan nyawa anak? Mengapa hal ini bias terjadi? Alasan yang paling sering disampaikan oleh dokter untuk menjelaskan fenomena pemberian antibiotic yang berlebihan ini adalah karena orang tua menginginkan resep obat. Para orang tua datang ke dokter karena gejala-gejala kesehatan pada anak yang membuat mereka khawatir, dan mereka menginginkan sesuatu yang dapat membuat anak menjadi lebih baik.

Resistensi Obat.
Faktanya, pemberian antibiotic yang tidak ada tempatnya justru bisa menjadi risiko terhadap kesehatan masyarakat. Pemberian resep antibiotic yang berlebihan sangat berbahaya pada anak-anak, pasien dewasa dan pada lingkungan. Bagaimana penjelasannya? Setiap kali antibiotic diberikan, masih ada sebagian bakteri yang tersisa dan bertahan hidup . Bakteri yang dapat bertahan ini kemudian bereproduksi dan membagi kemampuan mereka dengan bakteri lainnya agar dapat membentengi diri terhadap obat-obatan yang masuk ke dalam tubuh. Lama-kelamaan ada banyak bakteri dalam tubuh yang memiliki kemampuan mempertahankan diri, sehingga pemberian obat-obatan untuk melawan penyakit menjadi tidak berguna sama sekali. Beberapa bakteri yang terinfeksi pada tubuh dapat bertahan terhadap antibiotic yang selama ini dikenal, dan sedangkan proses untuk menemukan antibiotic baru yng dapat mengatasi bakteri-bakteri ini membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya.

Pada kasus dimana bakteri dapat bertahan terhadap obat-obatan, gejala yang tampak adalah anak-anak menjadi lebih gampang sakit, dimana penyakit ini dapat bertahan lebih lama dan semakin sulit disembuhkan oleh perawatan medis yang standar. Pemberian antibiotic untuk mengatasi hal  ini akan semakin meningkatkan risiko terhadap efek samping ini, begitu juga dengan peningkatan reaksi alergi pada anak-anak.

Ada satu pernyataan yang sangat berguna dalam melindungi kesehatan anak Anda. Sebelum dokter mulai memeriksa anak, tepatnya ketika anda menjelaskan mengapa anda membawa anak anda ke dokter katakan ini pada dokter “ Jika ada cara yang aman untuk untuk membuat anak saya lebih baik (sehat) tanpa antibiotic, maka cara aman ini yang saya pilih”.
Anak-anak dapat bertahan terhadap berbagai penyakit yang sering diderita pada masa kanak-kanak tanpa perlu mengkonsumsi antibiotic. Tugas dokter adalah merawat dan mengatasi symptom (gelaja/keluahan sakit) yang membuat anak merasa tidak nyaman (sakit) dengan hati-hat, sehingga anak-anak dapat makan dan beristirahat dengan cukup agar dapat pulih dari sakitnya. Agar tetap berada di jalur yang aman, penggunaan antibiotic tidak perlu diberikan kecuali jika itu memang mendesak dan penting bagi keselamatan anak.

Panduan Mengenai Infeksi pada Aank-anak
Menyadari akan mendesaknya permasalah pemberian antibiotic yang berlebihan ini, Centers for Disease Control and Prevention dan the American Academy of Pediatrics (semacam Ikatan Dokter Anak di Amerika) menerbitkan peraturan mengenai infeksi penyakit yang paling umum diderita oleh anak-anak. 5 penyakit ini adalah sakit tenggorokan,bronchitis (paru-paru), demam, infeksi sinus dan infeksi telinga. Peraturan ini memang belum secara otomatis digunakan sebagai panduan untuk semua anak dan semua penyakit, tapi setidaknya baik digunakan untuk mengetahui kapan sebaiknya kita menghindari pemberian antibiotic. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai 5 hal ini di bawah ini, silakan konsultasikan dengan dokter anak Anda..

Sakit Tenggorokan
  1. Antibiotic tidak diberikan pada kondisi sakit tenggorokan tanpa hasil tes yang secara positif menunjukkan keberadaan infeksi bakteri.
  2. Infeksi bakteri didiagnosa dengan tes laboratorium, bukan berdasarkan observasi/melihat bagian dalam mulut.
  3. Salah satu dari penisilin (bukan jenis penisilinyang terbaru, antibiotic dosis paling rendah) adalah pilihan terbaik untuk mengatasi infeksi bakteri pada tenggorokan, kecuali jika anak alergi terhadap penisilin.

Bronchitis
  1. Bronchitis atau sakit batuk tidak spesifik pada anak-anak jarang membutuhkan antibiotik dalam penangannya – terlepas dari berapa lamanya batuk berlangsung.
  2. Namun jika ditemui adanya bakteri pada hasil laboratorium, pemberian antibiotic mungkin dapat bermanfaat tetapi hanya jika batuk berlangsung lebih dari 10 hari. Anak-anak yang menderita penyakit organ pernapasan (tidak termasuk asma) dapat diberi antibiotic jika penyakitnya kambuh kembali.

Demam
  1. Antibiotic tidak perlu diberikan untuk mengatasi gejala demam yang umum terjadi.
  2. Keberadaan ingus ( hijau atau kuning) merupakan bagian yang wajar  sebagai bagian dari demam dan tidak dapat dijadikan dasar alas an untuk pemberian antibiotic kecuali jik sudah berlangsung lebih dari 10 sampai dengan 14 hari.

Infeksi Sinus
  1. Sebagian besar pasien anak-anak yang mengalami infeksi sinus tidak perlu ditangani dengan pemberian antibiotic, kecuali jika kedua lubang hidung menjadi mampat dan batuk terus berlangsung tanpa perkembangan yang mengarah pada kesembuhan sampai dengan hari ke-10 atau ke-14. Jika kondisi anak mulai membaik pada hari ke-10 pemberian antibiotic mungkin tidak diperlukan.
  2. Anak-anak yang menunjukkan gejala aneh/tidak umum (wajah bengkak dan sakit, serta demam di atas 103°F) dapat dirawat dengan antibiotic sebelum hari ke-10 terhitung sejak sakit berlangsung.
  3. Jika antibiotic diberikan, haruslah dipilihkan antibiotic dengan dosis yang paling rendah.

Infeksi telinga
  1. Tidak semua infeksi telinga sama. 2 tipe utama dari infeksi telinga tengah (otitis media) yang dialami anak-anak diketegorikan sebagai otitis media with effusion (OME) dan acute otitis media (AOM).
  2. Kebanyakan anak-anak yang menderita infeksi telinga mengalami OME (cairan di telinga tanpa tanda-tanda adanya infeksi telinga tengah akut). Separuh dari anak-anak yang menderita demam mengalami OME. AOM adalah cairan di telinga disertai dengan gejala seperti cairan kuning atau hijau di belakang gendang telinga, sakit pada gendang telinga, kemerahan pada gendang telinga atau ganggungan fungsi pendengaran. Sakit pada telinga, pilek, pusing dan gangguan sulit tidur dapat menyertai AOM dan OME, namun tidak dapat dijadikan diagnose sebagai AOM.
  3. Pemberian antibiotic dapat dilakukan pada AOM jika terdapat cairan dalam telinga dan gejala-gejala yang nyata terhadap keberadaan penyakit akut. Gendang telinga yang memeerah tanpa diserta cairan bukan merupakan AOM (dan bukan juga OME).
  4. Pemberian antibiotic (5 hari untuk antibiotik standar) dapat dilakukan untuk mengatasi AOM pada anak-anak usia di atas 2 tahun dengan riwayat kesehatan yang baik.
  5. Antibiotic tidak bermanfaat untuk perawatan awal OME, namun jika OME berlangsung lebih dari 3 bulan maka dapat dicoba pmberian antibiotic.
  6. Cairan telinga yang masih mengalir merupakan hal yang dapat dimaklumi pada saat pemeriksaan ulang pasca AOM, dan tidak dibutuhkan pemberian antibiotic lagi kecuali pada situasi dimana serangkaian tanda-tanda infeksi akut masih berlangsung.
  7. Antibiotic dengan tujuan pencegahan sakit ini terulang kembali diberikan hanya setelah 3 atau lebih kasus AOM dalam 6 bulan atau 4 atau lebih kasus dalam 12 bulan. 

0 komentar:

Post a Comment

No Sara and No Porn

Labels

 
Kesehatan dan Kuliner © 2010 | Designed by Ilham Ramadhan
Blog Kesehatan dan Makanan " Artikel tentang kesehatan dan bermacam - macam reset makanan"
NYUHILFOODS BLOGs, created and Manage by Ilham Ramadhan Abidin
http://nyuhilfoods.blogspot.com/