Alergi pada anak merupakan reaksi kekebalan tubuh yang menyimpang atau berubah dari normal yang dapat menimbulkan gejala yang merugikan tubuh, mulai dari gangguan pernapasan, kulit, hingga mata. Alergi pada anak jangan dianggap enteng karena dapat beresiko terhadap tumbuh kembang anak, bahkan bisaberlanjut hingga beranjak dewasa jika tidak ditangani dengan baik.
Alergi tidak menular namun bisa diturunkan dari orangtua. Jika orangtua punya riwayat alergi kemungkinan juga si kecil punya alergi sekitar 70%. Tapi jika salah satu orang tua yang alergi, kemungkinannya cuma 30%. Jadi alergi pada bayi hanya timbul bila ia punya bakat alergi yaitu keadaan dimana seseorang gampang membuat IgE atau immunoglobulin E.
Pada bayi atopi (alergi, IgE yang diproduksinya banyak atau dalam kadar tinggi. Sedangkan bayi bukan atopi, kadar IgE-nya normal. IgE adalah pertahanan tubuh yang melekat pada salah satu sel, yaitu, sel mast. Alelrgi terjadi lantaran alergen (faktor penyebab alergi) menempel pada IgE yang banyak dibentuk, hingga sel mast jadi pecah dan mengeluarkan mediator atau zat-zat, salah satunya histamin. Histamin inilah yang menyebabkan munculnya gejla-gejala alergi.
Tentunya selain bakat alergi yang diturunkan juga selalu ada faktor lingkungan. Adapun faktor penyebabnya yaitu :
Jenis tes lainnya adalah tes tempel (patch test). Bila dokter menduga kelainan kulit yang ada diakibatkan kontak dengan bahan kimia, maka satu-satunya cara untuk membuktikannya yakni dengan tes tempel ini. Alergi sejenis ini disebut dengan dermatitis kontak alergi. Patch test dilakukan dengan menempatkan bahan-bahan kimia dalam tempat khusus (finn chamber) lalu ditempelkan pada punggung pasien. Waktu yang digunakkan sekitar 48 jam dan selama pemeriksaan pasien dianjuurkan untuk tidak melakukan kegiatan jasmani atau bekerja keras. Jenis tes yang terakhir adalah tes darah. Pada kasus alergi umumnya terdapat jenis antibodi IgE yang meningkat. Contohnya, orang yang alergi terhadap susu, akan menunujukkan adanya peningkatan IgE terhadap susu. Harapannya bila telah ditemukan penyebabnya, cara mengatasinya cukup dengan menghindari pencetus tadi. Namun kadang tidak segampang itu. Karenanya perlu diadakan uji darah dengan dibarengi diet alergi.
Alergi tidak menular namun bisa diturunkan dari orangtua. Jika orangtua punya riwayat alergi kemungkinan juga si kecil punya alergi sekitar 70%. Tapi jika salah satu orang tua yang alergi, kemungkinannya cuma 30%. Jadi alergi pada bayi hanya timbul bila ia punya bakat alergi yaitu keadaan dimana seseorang gampang membuat IgE atau immunoglobulin E.
Pada bayi atopi (alergi, IgE yang diproduksinya banyak atau dalam kadar tinggi. Sedangkan bayi bukan atopi, kadar IgE-nya normal. IgE adalah pertahanan tubuh yang melekat pada salah satu sel, yaitu, sel mast. Alelrgi terjadi lantaran alergen (faktor penyebab alergi) menempel pada IgE yang banyak dibentuk, hingga sel mast jadi pecah dan mengeluarkan mediator atau zat-zat, salah satunya histamin. Histamin inilah yang menyebabkan munculnya gejla-gejala alergi.

- makanan, seperti susu, telur, dan kacang-kacangan.
- bahan-bahan hirupan, seperti debu rumah, dan tungau debu yang berasal dari karpet atau boneka-boneka berbulu. Namun pada bayi, alergennya lebih kepada faktor makanan. Sedangkan bahan-bahan hirupan lebih kerap jadi pemicu alergi pada anak usia sekitar 2-3 tahun.
Jenis tes lainnya adalah tes tempel (patch test). Bila dokter menduga kelainan kulit yang ada diakibatkan kontak dengan bahan kimia, maka satu-satunya cara untuk membuktikannya yakni dengan tes tempel ini. Alergi sejenis ini disebut dengan dermatitis kontak alergi. Patch test dilakukan dengan menempatkan bahan-bahan kimia dalam tempat khusus (finn chamber) lalu ditempelkan pada punggung pasien. Waktu yang digunakkan sekitar 48 jam dan selama pemeriksaan pasien dianjuurkan untuk tidak melakukan kegiatan jasmani atau bekerja keras. Jenis tes yang terakhir adalah tes darah. Pada kasus alergi umumnya terdapat jenis antibodi IgE yang meningkat. Contohnya, orang yang alergi terhadap susu, akan menunujukkan adanya peningkatan IgE terhadap susu. Harapannya bila telah ditemukan penyebabnya, cara mengatasinya cukup dengan menghindari pencetus tadi. Namun kadang tidak segampang itu. Karenanya perlu diadakan uji darah dengan dibarengi diet alergi.